PORSEA ONLINE -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau lokasi pembuatan kapal feri roll on-roll off (RORO) 300 gross ton (GT) di Toba Samosir, Sumatera Utara. Kapal itu dipastikan beroperasi November nanti.
"Kapal ini dibangun sejak tahun lalu dan akan beroperasi pada November 2018. Natal (nanti) bupati bisa pakai. Pak Dirjen Darat akan lakukan pengawasan kapal ini agar kapal ini bisa meningkatkan pariwisata di Danau Toba," ujar Budi di Portsea Toba Samosir, Sumatera Utara, Jumat (22/6/2018).
Kapal ini akan dioperasikan pada November 2018 nantiKapal ini akan dioperasikan pada November 2018 nanti (Foto: Edward Febriyatri Kusuma/detikcom)
Nantinya kapal RORO ini akan dioperasikan untuk penyeberangan Pelabuhan Tomok, Kabupaten Samosir ke Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Simalungun. Kapal ini bisa memuat sebanyak 280 penumpang dan 32 mobil.
Budi mengatakan tahun depan akan ada kapal feri lagi. Hingga nanti total ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau Toba. PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) akan jadi operator kapal-kapal ini.
"Selain kapal ini, tahun depan Kemenhub akan membangun kapal lagi. ASDP yang akan menjadi operator kapal ini nanti akan membangun 1 lagi. Dan kami sudah dapat konfirmasi, ada 2 kapal lagi, kapal yang akan disumbang oleh swasta. Kalau kemarin saya sampaikan 4, sekarang ada 5 kapal sebesar ini," paparnya.
Kehadiran kapal ini juga dalam upaya menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional. Sejalan dengan itu, diharapkan lapangan pekerjaan juga akan tumbuh.
Nantinya akan ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau TobaNantinya akan ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau Toba (Foto: Edward Febriyatri Kusuma/detikcom)
"Kita harapkan profesionalitas itu, bisa memberikan lapangan kerja di sini. Karena kita akan menjadikan Toba akan dijadikan destinasi wisata, semuanya harus profesional," ujar dia.
Budi menuturkan Kemenhub akan operasional kelima kapal ini nanti, akan diawasi langsung Kemenhub. Namun, untuk jangka panjang, pengelolaan akan diserahkan ke Pemprov Sumut.
"Harapan kami sifatnya adhoc. Sehingga di masa mendatang harapannya tingkat provinsi mampu menyelesaikan seperti ini," ungkapnya.
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6) lalu. Kapal berkapasitas 30 GT itu diduga mengangkut penumpang yang melebihi kapasitas. Kapal tersebut juga membawa sejumlah kendaraan di atasnya. Dilaporkan ada 192 orang hilang yang terindikasi sebagai penumpang kapal tersebut. Saat ini proses pencarian masih dilakukan. Penyelidikan soal penyebab utama tenggelamnya kapal ini masih diinvestigasi. (sumber)
Kemenhub Bangun Galangan Kapal di Porsea, Toba Samosir (Tobasa) Senilai Rp 32 Miliar
Kementerian Perhubungan membangun galangan kapal di Desa Parparean, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Hal ini sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan menuju Danau Toba sebagai desatinasi wisata bertaraf internasional.
"Sekarang sudah dimulai, dan mari kita turut mengawasi sebaik mungkin, " ujar Kadis Perhubungan Tobasa, Pargaulan Sianipar, Senin (18/9/2017), di Porsea.
"Mudah mudahan semua apa yang sudah direncanakan dan disepakati berjalan dengan baik. Toh semua demi kebaikan warga setempat," kata Pargaulan lagi.
Pelaksana dari PT Dok Bahari Nusantara, Dimas Munandar mengakui bahwa perencanaan sudah matang dan saat ini tahap memulai.
Ia menjelaskan, nilai proyek Rp 32 miliar. Waktu pekerjaan hingga 2018. Lebar 80 meter dan panjang 140 meter dengan kapasitas alat berat hingga lebih dari 40 ton. Untuk itu, disebut Dimas, butuh kehati-hatian agar kualitas terjamin.
"Alat berat yang mendukung pekerjaan berupa crain tonase lebih dari 30 ton, otomatis tanah yang saat ini masih tergolong rawa harus diperkuat secara penimbunan dan butuh pelebaran jalan agar seluruh sarana pendukung yang diparikasi tidak terhalang, " sebutnya.
Menurut Dimas, proses tender direncanakan Desember 2017 dan diharapkan sudah terwujud lebih dari 55 sebab menyambut kehadiran Presiden RI di Bandara Silangit.
"Kita paham bagaimana pak presiden. Rencananya tidak selalu protokoler, untuk itu kami harus memacu progres kegiatan saat Desember sudah lebih dari 5%, " ungkapnya. (sumber)
Kebangkitan Industri Perkapalan di Tobasa
Rangka baja didirikan menopang pembangunan kapal di Pantai Pasir Putih, Desa Pare-parean Toba Samosir, Minggu (4/11/2017). Pekerja-pekerja berompi orange disibukkan dengan pengerjaan lantai dan dek kapal tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Toba Samosir, Pargaulan Sianipar mengatakan, kapal yang kini dibangun nantinya akan dapat mengangkut 280 penumpang, serta sedikitnya 30 unit mobil. Ukuran panjang keseluruhan hingga 40,50 meter, lebar 12, 56 meter, tinggi 3 meter, serta kecepatan hingga 12 knots.
Nantinya kapal ini direncanakan akan berlayar pada awal November tahun mendatang, dan melayani rute penyeberangan Ajibata-Samosir. Saat ini, proses pembuatan kapal yang dilakukan di Pantai Pasir Putih, Desa Patane Dua, Kecamatan Porsea, Toba Samosir ini telah memasuki proses pembuatan rangka badan kapal.
Kasubdit Sarana Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Endi Suprasetio, saat hadir dalam peresmian peletakan lunas atau peletakan batu pertama di Pantai Pasir Putih, Kamis 2 Oktober 2017 lalu mengatakan, pembangunan kapal tersebut merupakan bentuk dari keriusan pemerintah pusat menjadikan danau toba sebagai destinasi wisata internasional. Karenanya, ditunjukkan melalui berbagai persiapan kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata.
Dia menjelaskan, saat ini pemerintah pusat melalui kementerian perhubungan, sedang membangun satu unit kapal penyeberangan penumpang danau toba yang diberi nama Kapal Roro 300 GT. Kapal penyeberangan ini disebut-sebut akan menjadi kapal paling mewah di danau toba nantinya.
Kata Suprasetio, nantinya kapal ini akan lebih mewah dari kapal-kapal yang sudah ada di Danau Toba selama ini, meski kemewahannya tidak sama seperti kapal pesiar.
"Yang pasti nanti akan kita perbanyak ruangan-ruangan terbuka di atas atau di dalam kapal. Ini akan menjadi tempat bersantai para wisatawan sambal menikmati keindahan danau toba,” ujarnya, beberapa hari lalu.
Endi juga mengaku ke depan, pemerintah pusat masih akan menambah jumlah kapal penyeberangan berklas. Untuk saat ini, telah diproyeksikan pembuatan dua kapal dari Kemenhub, serta satu unit kapal dari BUMS.
Sementara Wakil Bupati Toba Samosir, Hulman Sitorus mengaku sangat berterimakasih atas komitmen pemerintah pusat mendukung kemajuan pariwisata danau toba. Disela kata sambutannya, Hulman meminta kepada pihak kontraktor agar menyisipkan seni gorga baik di bagian interior atau outdor kapal ini nantinya, sebagai symbol kebudayaan bangso batak. (sumber)
"Kapal ini dibangun sejak tahun lalu dan akan beroperasi pada November 2018. Natal (nanti) bupati bisa pakai. Pak Dirjen Darat akan lakukan pengawasan kapal ini agar kapal ini bisa meningkatkan pariwisata di Danau Toba," ujar Budi di Portsea Toba Samosir, Sumatera Utara, Jumat (22/6/2018).
Kapal ini akan dioperasikan pada November 2018 nantiKapal ini akan dioperasikan pada November 2018 nanti (Foto: Edward Febriyatri Kusuma/detikcom)
Nantinya kapal RORO ini akan dioperasikan untuk penyeberangan Pelabuhan Tomok, Kabupaten Samosir ke Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Simalungun. Kapal ini bisa memuat sebanyak 280 penumpang dan 32 mobil.
Budi mengatakan tahun depan akan ada kapal feri lagi. Hingga nanti total ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau Toba. PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) akan jadi operator kapal-kapal ini.
"Selain kapal ini, tahun depan Kemenhub akan membangun kapal lagi. ASDP yang akan menjadi operator kapal ini nanti akan membangun 1 lagi. Dan kami sudah dapat konfirmasi, ada 2 kapal lagi, kapal yang akan disumbang oleh swasta. Kalau kemarin saya sampaikan 4, sekarang ada 5 kapal sebesar ini," paparnya.
Kehadiran kapal ini juga dalam upaya menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional. Sejalan dengan itu, diharapkan lapangan pekerjaan juga akan tumbuh.
Nantinya akan ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau TobaNantinya akan ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau Toba (Foto: Edward Febriyatri Kusuma/detikcom)
"Kita harapkan profesionalitas itu, bisa memberikan lapangan kerja di sini. Karena kita akan menjadikan Toba akan dijadikan destinasi wisata, semuanya harus profesional," ujar dia.
Budi menuturkan Kemenhub akan operasional kelima kapal ini nanti, akan diawasi langsung Kemenhub. Namun, untuk jangka panjang, pengelolaan akan diserahkan ke Pemprov Sumut.
"Harapan kami sifatnya adhoc. Sehingga di masa mendatang harapannya tingkat provinsi mampu menyelesaikan seperti ini," ungkapnya.
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6) lalu. Kapal berkapasitas 30 GT itu diduga mengangkut penumpang yang melebihi kapasitas. Kapal tersebut juga membawa sejumlah kendaraan di atasnya. Dilaporkan ada 192 orang hilang yang terindikasi sebagai penumpang kapal tersebut. Saat ini proses pencarian masih dilakukan. Penyelidikan soal penyebab utama tenggelamnya kapal ini masih diinvestigasi. (sumber)
Kemenhub Bangun Galangan Kapal di Porsea, Toba Samosir (Tobasa) Senilai Rp 32 Miliar
Kementerian Perhubungan membangun galangan kapal di Desa Parparean, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Hal ini sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan menuju Danau Toba sebagai desatinasi wisata bertaraf internasional.
"Sekarang sudah dimulai, dan mari kita turut mengawasi sebaik mungkin, " ujar Kadis Perhubungan Tobasa, Pargaulan Sianipar, Senin (18/9/2017), di Porsea.
"Mudah mudahan semua apa yang sudah direncanakan dan disepakati berjalan dengan baik. Toh semua demi kebaikan warga setempat," kata Pargaulan lagi.
Pelaksana dari PT Dok Bahari Nusantara, Dimas Munandar mengakui bahwa perencanaan sudah matang dan saat ini tahap memulai.
Ia menjelaskan, nilai proyek Rp 32 miliar. Waktu pekerjaan hingga 2018. Lebar 80 meter dan panjang 140 meter dengan kapasitas alat berat hingga lebih dari 40 ton. Untuk itu, disebut Dimas, butuh kehati-hatian agar kualitas terjamin.
"Alat berat yang mendukung pekerjaan berupa crain tonase lebih dari 30 ton, otomatis tanah yang saat ini masih tergolong rawa harus diperkuat secara penimbunan dan butuh pelebaran jalan agar seluruh sarana pendukung yang diparikasi tidak terhalang, " sebutnya.
Menurut Dimas, proses tender direncanakan Desember 2017 dan diharapkan sudah terwujud lebih dari 55 sebab menyambut kehadiran Presiden RI di Bandara Silangit.
"Kita paham bagaimana pak presiden. Rencananya tidak selalu protokoler, untuk itu kami harus memacu progres kegiatan saat Desember sudah lebih dari 5%, " ungkapnya. (sumber)
Kebangkitan Industri Perkapalan di Tobasa
Rangka baja didirikan menopang pembangunan kapal di Pantai Pasir Putih, Desa Pare-parean Toba Samosir, Minggu (4/11/2017). Pekerja-pekerja berompi orange disibukkan dengan pengerjaan lantai dan dek kapal tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Toba Samosir, Pargaulan Sianipar mengatakan, kapal yang kini dibangun nantinya akan dapat mengangkut 280 penumpang, serta sedikitnya 30 unit mobil. Ukuran panjang keseluruhan hingga 40,50 meter, lebar 12, 56 meter, tinggi 3 meter, serta kecepatan hingga 12 knots.
Nantinya kapal ini direncanakan akan berlayar pada awal November tahun mendatang, dan melayani rute penyeberangan Ajibata-Samosir. Saat ini, proses pembuatan kapal yang dilakukan di Pantai Pasir Putih, Desa Patane Dua, Kecamatan Porsea, Toba Samosir ini telah memasuki proses pembuatan rangka badan kapal.
Kasubdit Sarana Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Endi Suprasetio, saat hadir dalam peresmian peletakan lunas atau peletakan batu pertama di Pantai Pasir Putih, Kamis 2 Oktober 2017 lalu mengatakan, pembangunan kapal tersebut merupakan bentuk dari keriusan pemerintah pusat menjadikan danau toba sebagai destinasi wisata internasional. Karenanya, ditunjukkan melalui berbagai persiapan kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata.
Dia menjelaskan, saat ini pemerintah pusat melalui kementerian perhubungan, sedang membangun satu unit kapal penyeberangan penumpang danau toba yang diberi nama Kapal Roro 300 GT. Kapal penyeberangan ini disebut-sebut akan menjadi kapal paling mewah di danau toba nantinya.
Kata Suprasetio, nantinya kapal ini akan lebih mewah dari kapal-kapal yang sudah ada di Danau Toba selama ini, meski kemewahannya tidak sama seperti kapal pesiar.
"Yang pasti nanti akan kita perbanyak ruangan-ruangan terbuka di atas atau di dalam kapal. Ini akan menjadi tempat bersantai para wisatawan sambal menikmati keindahan danau toba,” ujarnya, beberapa hari lalu.
Endi juga mengaku ke depan, pemerintah pusat masih akan menambah jumlah kapal penyeberangan berklas. Untuk saat ini, telah diproyeksikan pembuatan dua kapal dari Kemenhub, serta satu unit kapal dari BUMS.
Sementara Wakil Bupati Toba Samosir, Hulman Sitorus mengaku sangat berterimakasih atas komitmen pemerintah pusat mendukung kemajuan pariwisata danau toba. Disela kata sambutannya, Hulman meminta kepada pihak kontraktor agar menyisipkan seni gorga baik di bagian interior atau outdor kapal ini nantinya, sebagai symbol kebudayaan bangso batak. (sumber)
Posting Komentar