Soal Tenggelamnya #KMSinarBangun di #DanauToba, Ini Masukan dari Fadli Zon #PrayforDanauToba #SumutBerduku

Juni 23, 2018
PORSEA ONLINE -- Dua kecelakaan kapal terjadi di Danau Toba dalam waktu berdekatan. Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon mengkritik lemahnya pengawasan pemerintah pada transportasi laut.

Dalam sepekan, terjadi kecelakaan dua kapal di Danau Toba. Pertama adalah kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun, yang menyebabkan 3 korban meninggal dunia dan 184 orang belum ditemukan. Kemudian semalam, Jumat (22/6), terjadi kecelakaan KM Ramos Risma Marisi, yang menyebabkan satu orang hilang terbawa ombak.

"Ini memprihatinkan. Saya ikut berdukacita atas terjadinya kecelakaan-kecelakaan tersebut. Kita semua tentu berharap semoga para korban yang hilang bisa segera ditemukan," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/6/2018).

Fadli pun mengingatkan membantu korban dengan perawatan dan santunan tak cukup. Pemerintah didesak segera melakukan pembenahan di sektor transportasi laut, termasuk danau.

"Pemerintah selalu mengklaim keberhasilan pembangunan tol laut, poros maritim, dan sejenisnya, namun faktanya tingkat kecelakaan laut di Indonesia justru terus meningkat, khususnya angka kecelakaan kapal penumpang. Bulan Juni 2018 saja, saya catat ada empat kasus tenggelamnya kapal yang mengangkut penumpang," kata Fadli.

"Selain kecelakaan KM Sinar Bangun dan KM Ramos, kurang dari seminggu sebelumnya juga terjadi kasus tenggelamnya KM Albert di Pulau Maspari, Sumatera Selatan, dan KM Arista yang tenggelam di Perairan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Menurut saya, kecelakaan laut beruntun yang terjadi menjelang dan sesudah Lebaran ini perlu dievaluasi serius," lanjutnya.

Fadli mengakui kecelakaan moda transportasi udara dan kereta api sudah jauh menurun. Hanya, menurut dia, kecelakaan pada moda transportasi laut disebutnya mengalami kenaikan yang cukup besar.

"Dari empat moda transportasi, angka kecelakaan transportasi udara dengan kereta api di Indonesia sebenarnya telah menurun signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun khusus untuk transportasi laut, angka tahun lalu saja naik hampir 100 persen jika dibandingkan pada 2016. Menurut data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), pada 2016 jumlah kecelakaan laut hanya 18. Namun, sepanjang tahun 2017, angkanya meningkat menjadi 34 kecelakaan," papar Fadli.

"Sebagai catatan, jumlah kecelakaan laut sejak 2012-2017 terdata sebanyak 107 kecelakaan, terdiri dari kasus 29 kapal tenggelam, 40 kapal terbakar, 24 kapal tubrukan, 10 kapal kandas, dan 4 lain-lain. Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal sebanyak 931 dan korban luka-luka 631. Ini catatan buruk," sambungnya.

Menurut Fadli, perlu ada evaluasi dan perhatian yang cukup besar terhadap transportasi laut di Indonesia. Dia juga mengusulkan agar KNKT tidak lagi hanya menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan, tapi juga mengevaluasi prosedur boleh-tidaknya kapal berlayar.

Tak hanya itu, pelabuhan dan syahbandar juga disebutnya harus dimintai pertanggungjawaban apabila terjadi kecelakaan di laut. Sebab, berdasarkan UU No 17/2008, kata Fadli, pelabuhan dan syahbandar mengemban otoritas pengawasan pelayaran.

"Merekalah yang memungkinkan sebuah kapal bisa berlayar atau tidak. Jadi, otoritas pelabuhan dan syahbandar harus ikut dimintai pertanggungjawaban, bukan hanya perusahaan pemilik kapal. Dalam kasus KM Sinar Bangun, otoritas pelabuhan setempat terbukti lalai dalam melakukan pengawasan, sehingga membiarkan KM Sinar Bangun meninggalkan pelabuhan dengan kelebihan penumpang," tegasnya.

Kelalaian pelabuhan dan syahbandar dalam kasus ini, menurut Fadli, juga terbukti dengan tidak adanya manifes penumpang KM Sinar Bangun. Padahal manifes kapal merupakan syarat untuk standar operasional sebuah kapal.

"Dengan kelalaian tersebut, seharusnya otoritas pelabuhan dan syahbandar bisa diancam delik pidana. Jika tidak, kasus kelalaian yang mencelakakan semacam ini akan terus terulang," kata Fadli.

Waketum Gerindra ini juga menyoroti soal kelebihan penumpang KM Sinar Bangun sehingga menyebabkan banyak korban hilang. Kelebihan muatan seperti pada kapal Sinar Bangun dan penyalahgunaan kapal, seperti pada kasus KM Arista, yang dijadikan kapal penumpang, menurut Fadli, menjadi PR pemerintah untuk dibenahi.

"Pelanggaran semacam itu biasanya terjadi karena tidak ada sarana transportasi memadai yang bisa digunakan oleh penduduk, baik jumlah maupun frekuensi. Ini perlu segera diatasi oleh pemerintah. Apalagi kecelakaan ini terjadi di tengah suasana Lebaran. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, seharusnya sudah mengantisipasi lonjakan penumpang transportasi laut," sebutnya.

Fadli meminta pemerintah lebih memperhatikan transportasi laut karena dia menganggap hingga saat ini pengawasannya masih sangat minim. Dia bahkan menyindir pemerintahan Presiden Joko Widodo tak hanya fokus pada pekerjaan infrastruktur darat dan udara, tapi juga pada transportasi laut.

"Kalau kita perhatikan, penyebab utama terjadinya kecelakaan transportasi laut dan besarnya jumlah korban adalah akibat lemahnya pengawasan. Untuk kasus KM Sinar Bangun, misalnya, bagaimana bisa kapal penumpang tak punya manifes? Bagaimana bisa kapal yang tak memiliki manifes diizinkan berlayar? Itu semua menunjukkan pengawasan sektor transportasi laut memang sangat minim," beber Fadli.

"Pemerintah tidak boleh terus-menerus hanya mengurusi jalan tol atau bandara saja dan mengabaikan moda transportasi lainnya," imbuh dia. (sumber)

Industri Galangan Kapal #Porsea Senilai Rp32 Miliar akan Pasok Kapal Canggih ke #DanauToba #PrayForDanauToba #KMSinarBangun #SumutBerduka

Juni 23, 2018
PORSEA ONLINE --  Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau lokasi pembuatan kapal feri roll on-roll off (RORO) 300 gross ton (GT) di Toba Samosir, Sumatera Utara. Kapal itu dipastikan beroperasi November nanti.

"Kapal ini dibangun sejak tahun lalu dan akan beroperasi pada November 2018. Natal (nanti) bupati bisa pakai. Pak Dirjen Darat akan lakukan pengawasan kapal ini agar kapal ini bisa meningkatkan pariwisata di Danau Toba," ujar Budi di Portsea Toba Samosir, Sumatera Utara, Jumat (22/6/2018).

Kapal ini akan dioperasikan pada November 2018 nantiKapal ini akan dioperasikan pada November 2018 nanti (Foto: Edward Febriyatri Kusuma/detikcom)

Nantinya kapal RORO ini akan dioperasikan untuk penyeberangan Pelabuhan Tomok, Kabupaten Samosir ke Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Simalungun. Kapal ini bisa memuat sebanyak 280 penumpang dan 32 mobil.

Budi mengatakan tahun depan akan ada kapal feri lagi. Hingga nanti total ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau Toba. PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) akan jadi operator kapal-kapal ini.

"Selain kapal ini, tahun depan Kemenhub akan membangun kapal lagi. ASDP yang akan menjadi operator kapal ini nanti akan membangun 1 lagi. Dan kami sudah dapat konfirmasi, ada 2 kapal lagi, kapal yang akan disumbang oleh swasta. Kalau kemarin saya sampaikan 4, sekarang ada 5 kapal sebesar ini," paparnya.

Kehadiran kapal ini juga dalam upaya menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional. Sejalan dengan itu, diharapkan lapangan pekerjaan juga akan tumbuh.

Nantinya akan ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau TobaNantinya akan ada 5 kapal feri RORO yang beroperasi di Danau Toba (Foto: Edward Febriyatri Kusuma/detikcom)

"Kita harapkan profesionalitas itu, bisa memberikan lapangan kerja di sini. Karena kita akan menjadikan Toba akan dijadikan destinasi wisata, semuanya harus profesional," ujar dia.

Budi menuturkan Kemenhub akan operasional kelima kapal ini nanti, akan diawasi langsung Kemenhub. Namun, untuk jangka panjang, pengelolaan akan diserahkan ke Pemprov Sumut.

"Harapan kami sifatnya adhoc. Sehingga di masa mendatang harapannya tingkat provinsi mampu menyelesaikan seperti ini," ungkapnya.

KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6) lalu. Kapal berkapasitas 30 GT itu diduga mengangkut penumpang yang melebihi kapasitas. Kapal tersebut juga membawa sejumlah kendaraan di atasnya. Dilaporkan ada 192 orang hilang yang terindikasi sebagai penumpang kapal tersebut. Saat ini proses pencarian masih dilakukan. Penyelidikan soal penyebab utama tenggelamnya kapal ini masih diinvestigasi. (sumber)

Kemenhub Bangun Galangan Kapal di Porsea, Toba Samosir (Tobasa) Senilai Rp 32 Miliar

Kementerian Perhubungan membangun galangan kapal di Desa Parparean, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Hal ini sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan menuju Danau Toba sebagai desatinasi wisata bertaraf internasional.

"Sekarang sudah dimulai, dan mari kita turut mengawasi sebaik mungkin, " ujar Kadis Perhubungan Tobasa, Pargaulan Sianipar, Senin (18/9/2017), di Porsea.

"Mudah mudahan semua apa yang sudah direncanakan dan disepakati berjalan dengan baik. Toh semua demi kebaikan warga setempat," kata Pargaulan lagi.

Pelaksana dari PT Dok Bahari Nusantara, Dimas Munandar mengakui bahwa perencanaan sudah matang dan saat ini tahap memulai.

Ia menjelaskan, nilai proyek Rp 32 miliar. Waktu pekerjaan hingga 2018. Lebar 80 meter dan panjang 140 meter dengan kapasitas alat berat hingga lebih dari 40 ton. Untuk itu, disebut Dimas, butuh kehati-hatian agar kualitas terjamin.

"Alat berat yang mendukung pekerjaan berupa crain tonase lebih dari 30 ton, otomatis tanah yang saat ini masih tergolong rawa harus diperkuat secara penimbunan dan butuh pelebaran jalan agar seluruh sarana pendukung yang diparikasi tidak terhalang, " sebutnya.

Menurut Dimas, proses tender direncanakan Desember 2017 dan diharapkan sudah terwujud lebih dari 55 sebab menyambut kehadiran Presiden RI di Bandara Silangit.

"Kita paham bagaimana pak presiden. Rencananya tidak selalu protokoler, untuk itu kami harus memacu progres kegiatan saat Desember sudah lebih dari 5%, " ungkapnya. (sumber)

Kebangkitan Industri Perkapalan di Tobasa

Rangka baja didirikan menopang pembangunan kapal di Pantai Pasir Putih, Desa Pare-parean Toba Samosir, Minggu (4/11/2017). Pekerja-pekerja berompi orange disibukkan dengan pengerjaan lantai dan dek kapal tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Toba Samosir, Pargaulan Sianipar mengatakan, kapal yang kini dibangun nantinya akan dapat mengangkut 280 penumpang, serta sedikitnya 30 unit mobil. Ukuran panjang keseluruhan hingga 40,50 meter, lebar 12, 56 meter, tinggi 3 meter, serta kecepatan hingga 12 knots.

Nantinya kapal ini direncanakan akan berlayar pada awal November tahun mendatang, dan melayani rute penyeberangan Ajibata-Samosir. Saat ini, proses pembuatan kapal yang dilakukan di Pantai Pasir Putih, Desa Patane Dua, Kecamatan Porsea, Toba Samosir ini telah memasuki proses pembuatan rangka badan kapal.

Kasubdit Sarana Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Endi Suprasetio, saat hadir dalam peresmian peletakan lunas atau peletakan batu pertama di Pantai Pasir Putih, Kamis 2 Oktober 2017 lalu mengatakan, pembangunan kapal tersebut merupakan bentuk dari keriusan pemerintah pusat menjadikan danau toba sebagai destinasi wisata internasional. Karenanya, ditunjukkan melalui berbagai persiapan kelengkapan sarana dan prasarana pariwisata.

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah pusat melalui kementerian perhubungan, sedang membangun satu unit kapal penyeberangan penumpang danau toba yang diberi nama Kapal Roro 300 GT. Kapal penyeberangan ini disebut-sebut akan menjadi kapal paling mewah di danau toba nantinya.

Kata Suprasetio, nantinya kapal ini akan lebih mewah dari kapal-kapal yang sudah ada di Danau Toba selama ini, meski kemewahannya tidak sama seperti kapal pesiar.

"Yang pasti nanti akan kita perbanyak ruangan-ruangan terbuka di atas atau di dalam kapal. Ini akan menjadi tempat bersantai para wisatawan sambal menikmati keindahan danau toba,” ujarnya, beberapa hari lalu.

Endi juga mengaku ke depan, pemerintah pusat masih akan menambah jumlah kapal penyeberangan berklas. Untuk saat ini, telah diproyeksikan pembuatan dua kapal dari Kemenhub, serta satu unit kapal dari BUMS.

Sementara Wakil Bupati Toba Samosir, Hulman Sitorus mengaku sangat berterimakasih atas komitmen pemerintah pusat mendukung kemajuan pariwisata danau toba. Disela kata sambutannya, Hulman meminta kepada pihak kontraktor agar menyisipkan seni gorga baik di bagian interior atau outdor kapal ini nantinya, sebagai symbol kebudayaan bangso batak. (sumber)

Pendapat Ketua Persatuan Batak Islam (PBI) Deliserdang Mengenai Paslon #Pilgubsu2018

Juni 18, 2018
ilustrasi
PORSEA ONLINE -- Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, dianggap pasangan yang pas dalam memimpin Sumut.Hal tersebut diungkapkan oleh seorang tokoh masyarakat Kabupaten Deliserdang, Haji Amir Siahaan, saat menerima kunjungan tim Eramas di kediamannya, Jalan RA Kartini, Lubukpakam, Senin (18/6/2018).

Menurut pria yang juga Ketua Persatuan Batak Islam (PBI) Deliserdang tersebut, pasangan yang dikenal dengan slogan Eramas itu dapat membawa perubahan, serta bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di Sumut. Terutama sengketa lahan, yang masih juga belum terselesaikan hingga saat ini.

"Mereka ini (Edy-Ijeck) pasti bisa menyelesaikan permasalahan di Sumut. Kita harus memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Saya juga sudah lama kenal mereka," katanya.

Pria yang dikenal banyak terjun di sejumlah organisasi itu mengaku, akan mengimbau dan mengerahkan kerabatnya untuk ikut memenangkan Eramas.

"Setiap desa minimal harus dapat 10.000 suara untuk Eramas. Saya yakin pada kemampuan Edy dan Ijeck menyatukan Sumut, bukan yang lain. Itu saja," katanya.

Amir Siahaan memaklumi jika Edy-Ijeck belum dapat turut hadir secara langsung secara langsung ke kediamannya. Namun dia mengaku tetap akan menunggu kedatangan Ijeck yang sudah dikenalnya sejak lama. Kali itu, ia juga sempat memberikan wejangan kepada Ijeck dalam menghadapi Pilgub.

"Dari sekarang Ijeck sudah bisa sering baca surat At Taubah ayat terakhir, InsyaAllah doa apapun akan diijabah, dengan keyakinan yang baik," ucapnya.

Perwakilan dari Tim Eramas, Guritno, mengatakan, kedatangan mereka ke sana merupakan ajang mempererat tali silaturahmi. Terlebih dalam situasi Pilkada saat ini, dikira perlu untuk menyambangi para tokoh-tokoh yang dianggap memiliki peran di suatu daerah.

"Pertama kita bersilaturahmi, karena beliau termasuk memiliki peran aktif di Lubukpakam dan umumnya di Kabupaten Deliserdang ini. Selain itu, beliau masih aktif di beberapa organisasi organisasi yang tentunya memiliki massa. Untuk itu, kita sekaligus meminta dukungan," ungkapnya.

Mengenai permasalahan kesejahteraan masyarakat yang disinggung oleh Amir, ia mengatakan hal tersebut memang merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh pasangan Eramas.

"Itu sesuai dengan program dari Eramas, adalah mensejahterakan masyarakat. Ya jelas, masalah sengketa lahan yang memang milik rakyat, nantinya akan menjadi prioritas untuk diselesaikan," pungkasnya. (sumber)
 
Copyright © Porsea Online. Designed by OddThemes