#Nomadic #Tourism Diperkenalkan di #DanauToba

Maret 15, 2018
Kementerian Pariwisata rencananya akan menjadikan kawasan wisata Danau Toba pilot project dari nomadic tourism. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya beralasan, pemilihan Danau Toba selain lantaran merupakan destinasi pariwisata prioritas (DPP), juga lokasinya yang dinilai cocok.

Dalam nomadic tourism, kaum nomad bisa menggunakan amenitas di tenda, hingga menginap di goa. Untuk di Indonesia, kamar hotel bisa berupa karavan, glamping (glamorous camping), dan homepods atau bisa juga berupa seaplane.

Nomadic tourism adalah jawaban Kempar untuk mendongkrak jumlah amenitas pariwisata. Sekaligus mengimbangi pertumbuhan kunjungan wisatawan.

"Banyak spot cantik di Danau Toba. Kami akan kembangkan nomadic tourism di sana dan menyediakan fasilitas seperti karavan, glamping (glamorous camping), dan homepods bahkan seaplane," ujar Menpar Arief Yahya dalam siaran pers, Rabu (14/3).

Sesuai karakternya, yaitu nomadic, ketiga fasilitas tersebut juga bisa dipindah-pindah alias tidak permanen. Dengan begitu, nomadic tourism ini sangat cocok dikembangkan di daerah-daerah yang belum tersedia akomodasi seperti perhotelan atau pun homestay.

Menpar pun mendorong industri pariwisata untuk mengembangkan produk wisata nomadic tourism dan memasarkannya.

"Kita di Indonesia punya 17.000 pulau, 70.000 desa, ratusan destinasi indah. Kalau harus membangun hotel konvensional perlu waktu yang sangat lama, homestay pun menurut saya masih kurang cepat. Maka, saya umumkan lagi bahwa saya akan memberikan insentif bagi orang yang masuk ke nomadic tourism," tutur pria asal Banyuwangi itu.

Menpar meyakini, jika nomadic tourism di Danau Toba sudah berjalan, destinasi lain seperti Wakatobi dan Labuan Bajo juga akan meminta pengembangan wisata yang serupa.

"Kalau kita mau high end semua, atau harus kelas satu, yang cepat ya wisata embara itu. Untuk pasarnya juga saya tidak khawatir, pasti bagus," pungkas Mempar Arief Yahya. (sumber)
 
Copyright © Porsea Online. Designed by OddThemes