Kementerian Pendidikan Suriah Tinjau Sekolah di Pengungsian


Pemerintah Suriah melalui Kementerian Pendidikan menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kondisi pendidikan di kamp-kamp pengungsian pedesaan Idlib. Dalam sejumlah kunjungan resmi, fokus utama diarahkan pada upaya mengembalikan fungsi pendidikan meski dalam kondisi serba terbatas. Anak-anak yang kini tinggal di kamp-kamp pengungsian disebut tidak boleh kehilangan hak untuk belajar.

Kementerian Pendidikan menekankan bahwa tujuan jangka panjang adalah memulihkan kembali kehidupan normal di daerah asal para pengungsi. Oleh karena itu, program pendidikan di kamp hanya dipandang sebagai langkah darurat sementara, hingga masyarakat bisa kembali ke rumah mereka. Pemerintah menegaskan bahwa kamp bukanlah solusi permanen.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa salah satu prioritas adalah memulihkan sekolah-sekolah yang rusak akibat perang. Banyak gedung masih dalam kondisi terbengkalai, namun sebagian di antaranya dapat diperbaiki dan difungsikan kembali. Pekerjaan rehabilitasi terus dijalankan agar anak-anak tidak lagi belajar di bawah tenda.

Selain perbaikan infrastruktur, pemerintah juga berusaha menjamin keberadaan tenaga pengajar. Rekrutmen dan distribusi guru dilakukan dengan memastikan mereka menerima gaji secara teratur. Hal ini dinilai penting untuk menjaga kualitas pembelajaran dan memotivasi para pengajar tetap setia melaksanakan tugasnya di tengah situasi sulit.

Namun keterbatasan fasilitas membuat ruang kelas darurat masih harus dibangun di dalam kamp-kamp pengungsian. Ruangan-ruangan sederhana yang berdinding bahan seadanya kini menjadi tempat anak-anak menimba ilmu. Meski jauh dari standar, ruang kelas ini dianggap solusi terbaik untuk sementara waktu.

Di balik semua keterbatasan, semangat belajar anak-anak pengungsi tetap tinggi. Mereka hadir setiap hari untuk mengikuti pelajaran, mendengarkan guru dengan penuh perhatian, dan menunjukkan tekad agar masa depan mereka tidak ikut hancur bersama perang. Fenomena ini menjadi bukti nyata ketahanan sosial masyarakat Suriah.

Keluarga para pengungsi juga mendukung penuh upaya ini. Banyak orang tua mengungkapkan bahwa pendidikan anak-anak mereka adalah harapan terbesar untuk keluar dari siklus kesulitan. Mereka berharap generasi baru bisa tumbuh lebih baik dan mampu membangun kembali negeri yang porak poranda.

Laporan tersebut juga menekankan perlunya dukungan internasional. Pemerintah Suriah menyadari bahwa kapasitas dalam negeri terbatas, sehingga bantuan lembaga kemanusiaan dan kerja sama dengan negara sahabat menjadi kunci mempercepat pemulihan sektor pendidikan.

Idlib hingga kini masih menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah oleh konflik panjang. Ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, dan banyak sekolah hancur tak bisa digunakan lagi. Oleh karena itu, menghadirkan pendidikan di kamp dianggap sebagai langkah penyelamatan generasi muda dari risiko putus sekolah.

Kementerian Pendidikan Suriah menegaskan bahwa setiap upaya kecil dalam pendidikan akan menjadi fondasi bagi masa depan. Dengan menjaga anak-anak tetap belajar, pemerintah berharap bisa melahirkan generasi yang kuat, berdaya, dan siap memulihkan tanah air mereka ketika saatnya kembali tiba.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © Porsea Online. Designed by OddThemes